Pakaian dalam, termasuk celana dalam,
adalah kebutuhan vital sehari-hari. Namun tahukah Anda jika organ intim wanita
ada baiknya tidak selalu tertutup oleh celana dalam?
Hal itu diungkapkan dokter spesialis
kebidanan dan kandungan, Abkar Raden, saat berbicara dalam Bincang Sehat di
Solopos FM, Selasa (21/1/2014) malam. Seorang warga yang berkonsultasi, Sinta,
40, menceritakan dia memiliki kebiasaan tidak mengenakan celana dalam saat di
rumah. “Apakah ini kebiasaan yang sehat atau sebaliknya. Dan apa ciri-ciri
pembalut yang sehat?” tanya Sinta dalam pesan singkatnya.
Abkar menjelaskan kebiasaan ini
bagus untuk organ intim wanita asalkan celana pendek yang dikenakan longgar dan
tidak ketat. “Bagus. Kita jangan mengikat terus. Termasuk payudara, beri
kebebasan bergerak agar ventilasi bagus aliran udara dan darah juga bagus serta
lebih sehat. Termasuk tidak mengenakan celana dalam, hanya celana pendek. Beda
dengan sudah pakai pembalut, celana ketat, menyebabkan keputihan cepat
berkembang.”
Selain itu, dia juga menyoroti
penggunaan pembalut wanita yang terlalu sering di luar saat menstruasi atau
haid. Menurutnya, pembalut wanita yang sehat adalah yang hanya dipakai saat
menstruasi. Jika dipakai setelah menstruasi, maka akan mengundang keputihan
yang lebih banyak.
“Vagina butuh ventilasi, jangan
terlalu ditutupi, harus ada udara masuk. Kalau ditutupi terus kayak diplester.
Sehingga kuman-kuman di sana yang sebagai kuman yang berguna, akan jadi tidak
berguna. Akibatnya apa, orang yang pakai pembalut terus menerus akan sebabkan
keputihan lebih banyak,” kata Abkar Raden.
Abkar juga menyoroti produk pembalut
yang diklaim sebagai pembalut herbal yang konon dapat menghilangkan keputihan,
mencegah kanker serviks, miom, kista. Menurutnya, klaim ini belum ada bukti
secara ilmiah. “Kanker serviks tidak bisa dicegah hanya dengan pembalut, tapi
dicegah dengan inveksi HIV. Pembalut tidak bisa cegah nyeri haid. Nyeri bisa
karena stres, miom, tidak dicegah dari luar. Saya belum yakin, testimoni hanya
sebagai iklan saja,” tambah dia